Rungrado May Stadium,Korea utara
Stadion Hari Buruh Rungrado, atau Stadion Hari Buruh, adalah sebuah stadion multi-fungsi di Pyongyang, Korea Utara yang selesai pada tanggal 1 Mei 1989.
Stadion ini dibangun sebagai sebuah stadion utama untuk edisi 13 Festival Pemuda dan Pelajar Dunia pada tahun 1989. Saat ini digunakan untuk pertandingan sepak bola, atletik, beberapa buah pertandingan, tetapi paling sering untuk Festival Arirang (juga dikenal sebagai Mass Games). Stadion ini memiliki 150.000 kursi,[1] yang merupakan stadion non-balap mobil berkapasitas terbesar di dunia.
Nama stadion ini diambil dari nama Pulau Rungra yang terletak di Sungai Taedong, tempat stadion ini berasal, dan May Day merupakan perayaan hari buruh internasional, yang terutama dirayakan di kalangan komunis. Atapnya yang bergelombang memiliki 16 lengkungan yang diatur seperti sebuah cincin, yang dapat dikatakan menyerupai parasut atau kembang magnolia.
Stadion ini menyelenggarakan acara di lapangan utama seluas 22.500 m2 (242.000 ft2. Luas keseluruhan dari stadion ini melebihi 207.000 m2 melewati delapan tingkat, dan cuping tertinggi atapnya berada pada ketinggian lebih dari 60 m (196 ft 10 in) dari permukaan tanah.
Sementara stadion digunakan untuk kegiatan - kegiatan olahraga, stadion ini sangat dikenal sebagai tempat pertunjukkan dan penampilan besar dalam rangka memperingati Kim Il-sung dan negara Korea Utara. Pada Juni-Juli 2002, stadion ini menjadi tempat penampilan olahraga senam kolosal dan cermat yang terkoreografi bernama "Arirang" serta penampilan artistik (yang dikenal pula sebagai Mass Games). Pertunjukan megah ini melibatkan untuk kali pertama sekitar lebih dari 100.000 partisipan, yang melebihi jumlah penonton yang dibuka pula bagi warga negara asing, sebuah hal yang jarang terjadi.[2] Kritikan atas rezim menyatakan hal ini sebagai upaya pengalihan perhatian dari penyelenggaraan Piala Dunia FIFA 2002 yang diselenggarakan di Korea Selatan dan Jepang, dan sebagai upaya untuk meningkatkan keras nilai mata uang yang langka.
Penampilan tersebut kini menjadi acara tahunan di Pyongyang yang digelar antara bulan Agustus hingga September. Buku Rekor Guinness mencatat acara ini sebagai yang terbesar di dunia.
Komentar
Posting Komentar